Tips Membina Komunikasi Seks
Satu di antara cara jitu meraih keintiman pada pasangan adalah dengan cara berkomunikasi. Artinya, keharmonisan hubungan antara pasangan dapat terjalin, asalkan komunikasi berjalan baik. Komunikasi yang terganggu yang bermula dari kesalah-pahaman, akan menjadi penumpukan emosi yang terpendam.
Dari sana timbul rasa dendam yang kemudian diekspresikan dalam bentuk aktivitas seksual. Lebih celaka lagi, ketika salah satu pasangan berkeinginan melakukan hubungan intim, yang satu lantas menolak. Untuk keselarasan hubungan antara pasangan, perhatikan kunci berikut ini.
Pahami pasangan
Mengenal dan memahami lebih dalam pasangan, sebaiknya sudah dilakukan sebelum memasuki gerbang perkawinan. Mengenal dan memahami pasangan secara mendalam mutlak dilakukan oleh setiap pasangan. Bukan hanya mengenali secara fisik tetapi juga harus hatinya dan pribadinya, tetapi juga hal-hal yang bersifat romantis, seperti suka berdua di bawah temaram lampu sembari berpeluk mesra. Atau saling bertanya kegiatan yang dilakukan dan mengatakan kerinduan. Dengan begitu berarti kita mengantisipasi, menjaga dan memahami yang mungkin bisa menyebabkan konflik serius.
Membuka diri
Sekalipun pasangan telah membina hubungan yang cukup lama, tetapi itu bukan jaminan adanya keterbukaan dari hati ke hati. Karenanya, masa pacaran merupakan paling tepat untuk memulai keterbukaan. Segala hal dapat diungkapkan tanpa rasa takut. Sifat wanita yang cenderung tertutup, perlu pengertian dan toleransi pihak lelaki. Apalagi yang menyangkut soal seks, kebanyakan perempuan menganggap tabu. Karenanya, komunikasi terbuka dari hati ke hati sangat diperlukan. Dengan berjalannya komunikasi dan tak henti dibina, diharapkan, keduanya saling mengerti latar belakang dengan segala permasalahannya.
Berterus terang
Halangan keintiman pasangan bisa terjadi ketika pasangan mengatakan 'ya' tetapi sebenarnya adalah 'tidak'. Seperti misalnya, pasangan kelelahan bekerja, sementara harus menuruti permintaan anda untuk bercinta atau, anda minta bantuannya menghubungi seseorang, padahal sebenarnya pasangan enggan melakukan.
Untuk itu perlunya membaca situasi sebelum meminta bantuan. Karena itu, berilah kesempatan pada pasangan untuk mampu mengatakan ya atau tidak. Daripada mengiyakan semua sementara hati kecil tidak begitu. Tetapi tentu saja, bila ada ketidaksetujuan, harus dengan alasan-alasan yang dapat diterima. Bukan lantas diterima dengan sikap otoriter sehingga membuat pasangan ketakutan. Dengan begitu, Anda telah mengajarkan kepada pasangan untuk berani menolak. Sebaliknya, ia pun tak merasa tertekan bila ingin menolak.
Bersedia mengalah
Gara-gara pasangan mendapat tugas ke luar kota, sesampai di rumah berharap anda mau memijat bagian tubuh yang pegal. Namun anda selain sudah terbebani urusan pekerjaan kantor tetapi harus ditambah memikirkan urusan rumah tangga, lantas menolak. Pengendalian diri di sini sangatlah penting. Toleransi itu sangat diperlukan, diantara keduanya harus ada sikap mengalah.
Tabur kata pujian
Tak hanya perempuan, lelaki juga suka dipuji. Namun, menganggap yang dilakukan pasangan merupakan kewajiban, sebaiknya itu disingkirkan. Perlunya pengucapan terima kasih atas apapun yang dilakukan dan pemberian berupa barang sekecil apapun, dari pasangan. Hal itu berarti meyakinkan dia bahwa anda menghargainya. Seperti mengatakan, "Tadi malam, sungguh luar biasa. Aku suka sekali bila sesekali kamu mengenakan baju tidur warna hitam, kontras dengan kulitmu yang hitam manis. Sayang, kali waktu seperti itu lagi, ya."
Namun, ucapan tidak melulu perlu diucap tetapi diperlihatkan dengan tingkah laku. Semacam bahasa isyarat, seperti mengecup mesra atau genggam erat jemarinya dengan tulus, itu akan terasa di lubuk hati yang peka.
by : pekanbarugeneration
0 komentar:
Posting Komentar
copyright 2010 irnal pulink jail