SETUJUKAH Anda TELEJU MUSNAH....baca selengkapnya
TELEJU ? Mungkin anda bertanya-tanya teleju tuh apa ya ?
Mall ? Bukan. Tempat wisata juga bukan.
Teleju tentunya sudah tidak asing lagi bagi teman-teman, teleju merupakan lokalisasi di Pekanbaru tempat untuk menjalin asmara sesaat, tempat dimana para hidung belang melampiaskan hasrat. Dikota lain teleju menjelma dengan nama yang beda dengan esensi yang sama ada Saritem, Gang Dolly, Taman Lawang, Pasar Kembang, Red Line, Batu 24 dan lain-lain.
Bagaimana apakah palacur perlu dilarang atau dibina, atau justru dilokalisasikan seperti yang saat ini terjadi ?
Boikot pelacuran. Kata suami-suami yang takut dosa, pelacuran dilarang oleh Pak Kyai, dilarang Bapa Pendeta, dan dilarang istri. Kata tukang pajak, pelacuran harus dibasmi karena nggak bayar pajak. Kata pengusaha properti, daripada jadi tempat pelacuran, mending digusur, terus jadi hotel bintang lima. Profitnya lebih tinggi.
Barangkali yang melarang lokalisasi pelacuran digusur justru para dokter ?
Saat ini, dokter dibikin pusing karena kejadian infeksi menular seksual meningkat cepat. Obat yang ada makin nggak mempan. Sudah banyak yang tewas lantaran kena raja singa, tapi pasien nampaknya belum kapok juga.
Saya punya pengalaman pribadi disaat berkerja, ada calon debitur ngajuin kredit dan lokasi usahanya sekitar lokalisasi, mau berkunjung sungkan,nanti pasti banyak persepsi mengenai saya jika ada yang melihat kesana, mau tak mau harus dikunjungi diluar dugaan ternyata usahanya ramai banget, akhirnya setelah ditinjau dan proses lainnya kredit diberikan, alhamdulillah sampai sekarang kreditnya lancar.
Bingung juga ya apa dibina atau diboikot,mungkin kita semua mempunyai jawabannya.
Kita kembali keteleju, Teleju memang sebuah fenomena tersendiri bagi Pekanbaru
yang terus menggeliat menuju status metropolitan. Teleju juga merupakan sebuah paradoks. Sebab Pemerintah Kota Pekanbaru sesungguhnya tidak pernah mengeluarkan izin pembukaan sebuah lokalisasi karena memang berdasarkan peraturan yang ada, perbuatan maksiat jelas-jelas dilarang. Tapi kenyataannya, Teleju terus saja beroperasi. Puluhan atau bahkan ratusan pelacur telah datang dan pergi dari kawasan itu. Ribuan atau bahkan jutaan pria pencari kenikmatan dunia juga kerap menjadi tamu bagi si kupu-kupu malam itu.
Lebih dari itu, Teleju bahkan telah menjelma menjadi sebuah dunia kecil yang begitu kompleks. Konon, ribuan orang telah pula menjadi bagian dari roda perekonomian (economic cyrcle) yang berputar setiap hari. Ada tukang ojek, tukang cuci, pemilik warung,penjaga pintu masuk bahkan sampai oknum aparat hukum dan pemerintah berbagi 'rezeki' di sana.
Kini 'dunia kecil' itu hendak disingkirkan. Pemko Pekanbaru telah bertekad membubarkan lokalisasi ini. Sebuah kesadaran yang mulia meski sulit untuk dilaksanakan. Sebab, seperti seperti yang saya kemukakan, sudah begitu banyak yang memiliki kepentingan terhadap lokalisasi ini.
Pemerintah Kota Pekanbaru sudah bertekad bulat menutup habis lokalilasi Teleju di. Rencananya kawasan ini akan menjadi sebuah Kampung Melayu Modern. lahan seluas 10,8 hektare itu kan dijadkan perkampungan Melayu modern. Berbagai faslitas umum akan dibangun di sana.
(Salah Satu Bangunan Arsitek Melayu di Pekanbaru)
Kawasan atau lokalisasi Teleju seluas 10,8 hektare ini nantinya akan dijadikan Kampung Melayu modern. Peruntukan lahannya sudah direncanakan sedemikian rupa.Peruntukan lahan seluas 10,8 hektare tersebut yakni, 0,5 hektare untuk pasar tradisional bernuansa Melayu, lima hektare untuk pusat pendidikan, asrama dan kesenian, satu hektare untuk taman pancing dan kebun bunga, satu hektare untuk miniatur Kota Pekanbaru tempo dulu, satu hektare untuk lahan kebun sayur dan buah, satu hektare untuk sarana olahraga, satu hektare untuk sarana umum dan ruang terbuka hijau serta 0,25 hektare untuk lahan pemakaman. Kota Pekanbaru
dan Provinsi Riau
mempunyai visi di tahun 2020 sebagai pusat budaya melayu di Asia Tenggara.
Tentunya ini semua menjadi PR bagi Pekanbaru, lokalisasi ditutup dan disulap menjadi perkampungan melayu modern, memang PSK dilokalisasi tersebut tidak ada lagi,tetapi PSK tersebut justru akan mangkal dikota, dijalanan hal yang harus dilakukan adalah mengembalikan pekerja seks komersial ke kampung asal, tapi para PSK enggan untuk kembali karena mereka tidak punya skill maupun kemampuan lainnya selain skill diranjang dan mereka juga malu untuk balik kampung karena mereka sudah dianggap sukses dikampung halaman. Jika teleju dibubarkan, maka dikhawatirkan para pelacur yang menghuni kawasan ini akan berkeliaran tanpa dikontrol. Ini artinya, ancaman HIV/AIDS semakin dekat dengan kehidupan sosial kita.
Klo anda setuju/tidak setuju teleju dimusnahkan postkan komentar anda segera.Thnz
by : pekanbarugeneration
Kamis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
copyright 2010 irnal pulink jail